Senin, 04 Mei 2015

Pelantun Malam

­Jingga di pelupuk matamu hampir surut
Tanganmu merogoh secarik kertas dari saku tuksedo
Kertas putih berisi bayang garis berlipat
Tertulis secarik puisi karya diri


Hela nafasmu hangat memeluk malam
Suara merdu yang mewakili bait puisi
Mimik wajah yang tertikam emosi
Tak padam kau di dekatku
Pelantun malam yang singgah di lembar kalbu
Hingga nanti rembulan kembali bersembunyi

-meirisma-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar