Rabu, 24 Desember 2014

Arrival



Liburan semester ganjil sudah datang. Semua mahasiswa mungkin gembira menyambut datangnya liburan, begitu pula denganku. Liburan kali ini masih sama dengan liburan semester sebelumnya. Pulang kampung, pulang ke tempat paling nyaman selama ini, rumah orang tua di Bali. Siapa yang tidak kenal dengan Bali?! Ya, aku sangat beruntung tinggal di pulau Bali. Alamnya indah, damai tanpa polusi, ada sawah di kanan dan kiri rumahku, tempat bermain yang luas, dan pemandangan yang masih asri. Itu dulu, masa saat aku kecil dan investor belum berbondong-bondong pergi ke Bali. Kini, bisa dilihat sendiri perubahan drastis yang dialami Bali. Bukan itu intinya, liburan kali ini bermula dari..
Sebuah list spot foto di Bali tertempel di dinding kamar di atas meja belajarku. Ada sekitar 9 spot yang sudah ku rencanakan untuk liburan kali ini. Diantaranya, Danau Tamblingan, pantai-pantai di kawasan Jimbaran, dan beberapa lokasi lainnya. Sudah tidak sabar, usai Ujian Akhir Semester aku langsung memesan tiket travel langgananku. Tapi sayangnya travel langgananku sudah tidak beroperasi lagi. Bangkit dari keterpurukan travel yang gulung tikar, aku beralih ke Mbah Google untuk meminta nomor telepon travel lain yang sekiranya masih sanggup mengantarku pulang.
Senin sore tanggal 15 Agustus 2014, Penjor travel menjemputku tepat pukul 18.00 WIB. Aku sudah menunggu di depan rumah kost bersama kedua sahabatku, yaitu Ismi dan Nia yang hampir selalu ada saat aku akan berangkat ke Bali. Sebelum keberangkatan, kami masih sempat bercengkrama sembari bersalaman. Dua puluh hari tanpa aku, apa jadinya mereka di sudut kota Malang. Mungkin akan ada sedikit rindu yang menyelinap di hati kami. Setelah mobil travel melaju, hanya tersisa lambaian tanganku yang ikut menjauh. Perjalanan menuju Bali dimulai.
Singkat cerita, aku tiba di Bali sekitar pukul 03.00 WITA, dimana langit masih gelap gulita. Dari pelabuhan Gilimanuk, tersisa 4 jam perjalanan menuju rumahku. Bodohnya, kali ini aku lupa membawa air minum, sampai akhirnya kehausan di tengah perjalanan. Ditambah lagi baterai ponsel yang habis karena lupa mematikan paket data. Sial diriku saat itu. Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, pak supir masih mengantar paket dan penumpang lain di daerah Kerobokan. Hampir pukul 09.00 WIB, aku tiba di depan gang rumahku. Perasaan gembira menyelimuti, akhirnya aku sampai di kota ini. Aku sengaja tidak menelepon orang tuaku untuk memberi kejutan.
Jukut Ares
Lawar

Sesampai di rumah, aku disambut gembira oleh ibuku. Kami berpelukan melepas rindu yang selama ini membelenggu. Akhirnya kami bisa bertemu, setelah 4 bulan lamanya kami hanya berbincang kecil melalui ponsel. Kedatanganku yang bertepatan dengan hari Penampahan Galungan di Bali, sedikit membawa berkah karena ketika masuk dapur sudah tersaji semangkuk “Jukut Ares” dan “Lawar” khas Bali pemberian tetangga sebelah. Hari itu kami bahagia, bertemu, melepas rindu, dan perbincangan hangat mulai mengalir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar