Liburan semester ganjil
sudah datang. Semua mahasiswa mungkin gembira menyambut datangnya liburan,
begitu pula denganku. Liburan kali ini masih sama dengan liburan semester
sebelumnya. Pulang kampung, pulang ke tempat paling nyaman selama ini, rumah
orang tua di Bali. Siapa yang tidak kenal dengan Bali?! Ya, aku sangat beruntung
tinggal di pulau Bali. Alamnya indah, damai tanpa polusi, ada sawah di kanan
dan kiri rumahku, tempat bermain yang luas, dan pemandangan yang masih asri.
Itu dulu, masa saat aku kecil dan investor belum berbondong-bondong pergi ke
Bali. Kini, bisa dilihat sendiri perubahan drastis yang dialami Bali. Bukan itu
intinya, liburan kali ini bermula dari..
Sebuah list spot foto
di Bali tertempel di dinding kamar di atas meja belajarku. Ada sekitar 9 spot
yang sudah ku rencanakan untuk liburan kali ini. Diantaranya, Danau Tamblingan,
pantai-pantai di kawasan Jimbaran, dan beberapa lokasi lainnya. Sudah tidak
sabar, usai Ujian Akhir Semester aku langsung memesan tiket travel langgananku.
Tapi sayangnya travel langgananku sudah tidak beroperasi lagi. Bangkit dari
keterpurukan travel yang gulung tikar, aku beralih ke Mbah Google untuk meminta
nomor telepon travel lain yang sekiranya masih sanggup mengantarku pulang.
Senin sore tanggal 15
Agustus 2014, Penjor travel menjemputku tepat pukul 18.00 WIB. Aku sudah
menunggu di depan rumah kost bersama kedua sahabatku, yaitu Ismi dan Nia yang
hampir selalu ada saat aku akan berangkat ke Bali. Sebelum keberangkatan, kami
masih sempat bercengkrama sembari bersalaman. Dua puluh hari tanpa aku, apa
jadinya mereka di sudut kota Malang. Mungkin akan ada sedikit rindu yang
menyelinap di hati kami. Setelah mobil travel melaju, hanya tersisa lambaian
tanganku yang ikut menjauh. Perjalanan menuju Bali dimulai.
Singkat cerita, aku
tiba di Bali sekitar pukul 03.00 WITA, dimana langit masih gelap gulita. Dari
pelabuhan Gilimanuk, tersisa 4 jam perjalanan menuju rumahku. Bodohnya, kali
ini aku lupa membawa air minum, sampai akhirnya kehausan di tengah perjalanan.
Ditambah lagi baterai ponsel yang habis karena lupa mematikan paket data. Sial diriku
saat itu. Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, pak supir masih mengantar paket
dan penumpang lain di daerah Kerobokan. Hampir pukul 09.00 WIB, aku tiba di
depan gang rumahku. Perasaan gembira menyelimuti, akhirnya aku sampai di kota
ini. Aku sengaja tidak menelepon orang tuaku untuk memberi kejutan.
Jukut Ares |
Lawar |
Sesampai di rumah, aku
disambut gembira oleh ibuku. Kami berpelukan melepas rindu yang selama ini
membelenggu. Akhirnya kami bisa bertemu, setelah 4 bulan lamanya kami hanya berbincang
kecil melalui ponsel. Kedatanganku yang bertepatan dengan hari Penampahan
Galungan di Bali, sedikit membawa berkah karena ketika masuk dapur sudah tersaji
semangkuk “Jukut Ares” dan “Lawar” khas Bali pemberian tetangga sebelah. Hari
itu kami bahagia, bertemu, melepas rindu, dan perbincangan hangat mulai
mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar